Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)





PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Sebelum bergabung dalam kegiatan Guru Penggerak, mungkin saya dan rekan-rekan guru mempunyai mindset yang hampir sama tentang pembelajaran. Secara umum mindset kami tentang pembelajaran adalah suatu proses untuk membersamai anak dalam mencapai tujuan dan cita cita hidupnya. Dalam hal ini yang harus diutamakaan adalah bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan keragaman yang mereka miliki dan membekali mereka dengan kompetensi yang mereka butuhkan untuk menuju proses pencapaian tujuan mereka. Sehingga saya dan mungkin sebagian rekan sejawat tidak terpikir bahwasanya dalam proses tersebut ternyata sangat penting untuk melibatkan kompetensi sosial emosial anak.  Bahkan sebagian rekan juga mungkin masih banyak yang belum sepenuhnya memahami konsep Pembelajaran Sosial Emosional.

Salah satu materi yang kami pelajari dalam modul 2.2 yaitu tentang Pembelajaran Sosial Emosional.  Melalui sesi belajar mandiri dan diskusi , banyak penecerahan yang saya dapatkan terkait dengan pembelajaran sosial emosional ini. Saya menjadi sadar bahwasanya sangat penting bagi seorang pendidik untuk memiliki kompetensi sosial emosional dan mampu menerapkan pembelajaran sosial emosional ini dalam ruang lingkup belajar anak baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Proses pembelajaran anak tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku anak kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya.

Jika dikaitkan dengan materi yang telah saya pelajari pada modul sebelumnya, ternyata pembelajaran sosial emosional memiliki peran yang sangat penting dalam proses mencapai tujuan hidup anak yaitu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kodrat mereka. Peran pendidik disini adalah pemimpin pembelajaran yang mana kita sebagai pendidik harus mampun menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna.

Disinilah perlunya bagi pendidik untuk mampu menghadirkan proses pembelajaran yang holistik dimana anak akan memiliki kesempatan untuk mengeksplore segala potensi yang dimiliki untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Salah satu strategi yang tepat untuk mewujudkan proses pembelajaran holistik tersebut adalah Pembelajaan Sosial Emosional dimana urgensi dari PSE ini adalah peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal, sehingga tujuan pendidikan seperti yang diamanahkan Ki Hajar Dewantara akan dapat tercapai dengan sempurna.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari yaitu pentingnya memahami kebutuhan dasar manusia, pentingnya memiliki interaksi sosial yang baik dan sinergi yang baik antara tiga pilar pendidikan serta perntingnya kemampuan untuk mengaplikasilan kompetensi sosial emosional baik dalam proses belajar maupun dalam menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah dan luar sekolah.

Berkaitan dengan hal-hal penting yang telah saya pelajari tentang bagaimana meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being) siswa, saya merasa perlu untuk melakukan sebuah perubahan  yang menurut saya meskipun kecil dan sederhana namun cukup mendasar. Perubahan tersebut bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang saya lakukan dengan murid-murid saya dan rekan sejawat. Perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah setidaknya memiliki manfaat dan dampak positif baik bagi murid-murid saya ataupun bagi rekan sejawat dan secara umum akan memberikan dampak yang positif dalam mewujudkan school well being. 

1. Bagi murid-murid

Dalam proses pembelajaran, saya mengintegrasikan KSE dalam kelas yang saya ampu. Pengajaran KSE bisa saya terapkan secara ekplisit maupun secara terintegrasi dalam kurikulum. Contoh sederhana yang bisa diterapkan semisal memberikan sapaan hangat setiap akan memulai kelas dan mengajak murid untuk mengenali emosi dan perasaan diri melalui kegiatan zona emosi. Selain itu penerapan KSE bisa juga saya lakukan dalam bentuk integrasi kurikulum terkait dengan materi yang saya berikan, semisal melibatkan murid untuk berdiskusi, mengerjakan projek sederhana terkait materi yang diberikan, kegiatan ice breaking di sela -sela proses KBM ataupun dengan mengajak siswa untuk melakukan kunjungan atau outdoor activities. Melalui beragam kegiatan tersebut akan membantu mereka untuk melatih menumbuhkan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi maupun kemampuan untuk mengambil sebuah keputusan yang bertanggungjawab.

2. Bagi rekan sejawat

Untuk mewujudkan school well being tidak cukup hanya pada skala kelas atau dengan siswa saja tetapi dibutuhkan komitmen bersama dan sinergi yang baik antara tiga pilar pendidikan. Untuk dilingkungan sekolah, perubahan yang akan saya lakukan adalah bagaimana menguatkan KSE untyk para pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan menjadi teladan,belajar, dan berkolaborasi. Saya akan berusaha untuk bisa menerapkan KSE dalam peran dan tugas saya sebagai pendidik, saya akan menciptakan budaya mengapresiasi dan menumbuhkan kepekaan serta kepedulian terhadap orang lain.

Langkah kedua yang akan saya tempuh adalah dengan belajar dan berkolaborasi bersama rekan sejawat dan mengagendakan kegiatan untuk berbagi praktek baik antar teman sejawat. Selain itu bisa dengan bersama sama merefleksikan kompetensi sosial emosional yang kita miliki. Kegiatan kolaborasi juga bisa dilakukan dengan membuat suatu komunitas belajar profesional yang bisa dilaksanakan dengan guru mapel serumpun ataupun lintas mapel.

Selain melalui kegiatan menjadi teladan, belajar, dan berkolaborasi, hal yang tak kalah penting adalah menciptakan iklim kelas, budaya, dan kebijakan sekolah yang mendukung untuk school well being semisal dengan membangun hubungan yang menciptakan perasaan aman dan nyaman, mewujudkan keyakinan kelas, menyusun dan melaksanakan program sekolah yang mencerminkan visi sekolah dan budaya positif. Saya percaya dengan kita berkomitmen dan bersinergi bersama, maka school well being akan mudah terwujud dan murid akan mampu mencapai tujuan dan cita cita hidupnya melalui proses belajar yang merdeka dan bahagia.

Komentar

Posting Komentar