COACHING DALAM SUPERVISI AKADEMIK
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
Setelah mempelajari modul 2.3 ini banyak hal baru dan juga penguatan yang kami dapatkan terkait dengan peran kami sebagai seorang pendidik serta CGP saat ini. Dalam modul 2.3 kami belajar dan mendapatkan pengetahuan baru tentang supervisi akademik dengan menggunakan pendekatan coaching yang memiliki prinsip kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Coaching merupakan sebuah proses untuk membantu seseorang mencapai suatu tujuan dengan berfokus pada potensi diri dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Dalam dunia pendidikan coaching sangat diperlukan dimana bukan hanya sebagai sarana komunikasi yang baik antar guru dengan siswa maupun dengan rekan guru atau kepala sekolah, namun lebih dari itu dengan coaching akan mampu menggali potensi murid maupun guru dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Selama menjalani program guru penggerak yang sudah hampir mendekati garis finish, kami merasakan banyak bermain emosi. Diawal pembelajaran ada rasa cemas yang mendera dan kekhawatiran yang muncul jika kiranya nanti tidak mampu untuk melewati rangkaian kegiatan yang harus kami jalani. Selain rasa cemas dan takut, terselip juga rasa senang dan bahagia karena mendapatkan kesempatan untuk bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Rasa sedih dan putus asa serta tidak semangat kadang menyelinap manakala kami tak jarang mendapatkan sindiran dari rekan kerja ataupun sejawat yang menganggap apa yang kami lakukan sebagai sebuah kegiatan yang hanya menambah beban pekerjaan. Dari berbagai peristiwa yang kami alami, kami menyadari bahwa semuanya berproses dan membutuhkan perjuangan. Kami akhirnya mampu melewati fase fase tersebut dan alhamdulillah sampai fase ini kami masih bertahan. Ada rasa optimis yang muncul bahwa kami akan mampu untuk terus lanjut dan menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran ini.
Hal-hal yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar adalah semakin bertumbuhnya kesadaran diri kami untuk terus berbenah untuk dapat menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang benar benar mampu menuntun murid untuk mencapai tujuan hidupnya.
Setelah mempelajari materi di modul 2, kami mulai mampu untuk belajar memenuhi dan memetakan kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Kami juga mulai membiasakan diri untuk lebih bisa mengelolah komptensi sosial emosional dan juga belajar untuk menerapkan prinsip coaching dalam berinteraksi dengan semua warga sekolah baik dengan murid, antar rekan sejawat maupun dengan kepala sekolah.
Hal-hal yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar antara lain kemampuan untuk melatih kompetensi sosial emosional khususnya bagaimana mengelolah manajemen diri dan ketrampilan berelasi sehingga kami akan lebih mampu untuk menjalin hubungan yang baik dengan semua stakeholder yang ada. Selain itu dalam kaitannya dengan kegiatan supervisi akademik yang berbasis coaching, kami masih harus banyak belajar bagaimana untuk bisa menerapkann prinsip coaching dengan alur TIRTA dan menguasai kompetensi coaching utamanya bagaimana kami mampu mempraktekkan kompetensi presence dan mendengarkan dengan RASA.
Setelah mempelajari rangkaian materi di modul 2 ini, kami menyadari sepenuhnya bahwasanya kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pendekatan coaching akan membantu individu untuk lebih bisa memberdayakan potensi diri dan kompetensi yang dimiliki dalam rangka mencapai sebuah tujuan. Selain itu kematangan diri pribadi juga akan terbentuk dengan baik manakala kami mampu untuk mengelola dan melatih kompetensi sosial emosional yang kami miliki.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Kegiatan supervisi akademik yang berjalan selama ini masih sering dimaknai sebagai sebuah proses evaluasi untuk menilai kinerja dari seorang guru. Dalam prakteknya di lapangan, banyak kegiatan supervisi akademik yang hanya bertujuan sebagai pelengkap administrasi saja padahal seharusnya supervisi akademik bisa menjadi sebuah proses untuk menggali dan memaksimalkan potensi diri dan kinerja guru. Salah satu tujuan pengembangan kompetensi diri adalah agar guru menjadi otonom, yaitu dapat mengarahkan, mengatur, mengawasi, dan memodifikasi diri secara mandiri (self-directed, self-manage, self-monitor, self-modify). Maka dari itu kiranya sangat diperlukan untuk kita menggali lebih dalam bagaimana paradigma berpikir dan prinsip coaching dapat membantu guru menjadi otonom dan mampu memaksimalkan potensi diri yang dimiliki.
Berangkat dari pertanyaan yang kami munculkan kami ingin menggali lebih dalam lagi bagaimana paradigma coaching akan memberikan sebuah mindset baru bagi para guru terkait dengan bagaimana mereka mampu mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan dan potensi diri untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Namun terkadang dalam prosesnya, bukan suatu hal mudah bagi seorang individu untuk mampu mengenali diri mereka secara utuh. Terkadang seorang individu butuh sebuah penguatan untuk meyakinkan bahwa sebuah pilihan yang mereka ambil merupakan sebuah keputusan terbaik bagi mereka sebagai solusi untuk mencapai tujuan yang akan mereka capai. Di sinilah peran penting seorang coach untuk mampu bersinergi dengan coachee dalam memunculkan solusi maupun pemikiran baru terkait dengan tujuan pengembangan diri yang akan dicapai.
Dalam proses supervisi akademik, hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin sebagai coach adalah berfokus pada potensi yang dimiliki oleh guru (coachee) yang disupervisi sehingga akan memunculkan banyak ide ide baru yang solutif dan pada akhirnya akan bermuara pada pengembangan potensi yang dimiliki oleh seorang coachee.
Terkait dengan materi yang kami pelajari dalam modul ini terutama konsep coaching dalam supervisi akademik, kami menemukan beragam tantangan yang muncul. Tantangan terbesar adalah merubah mindset para guru bahwa peranan supervisi akademik mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan diri mereka. Selama ini mindset supervise akademik hanya sekedar proses administrasi yang dilaksanakan untuk memenuhi keterlaksanaan sebuah proses evaluasi. Hal tersebut bukan tanpa alasan megingat selama ini para guru melihat realita dilapangan bahwa kegiatan supervisi yang mereka jalani selain sebagai sebuah kegiatan administrative juga hanya berfokus pada kekurangan atau hal hal negative yang terpotret pada saat mereka disupervisi. Sehingga dibutukan sebuah usaha dan pendekatan yang benar benar mampu memberikan sebuah pandangan baru tentang pentingnya supervisi akademik dengan menggunakan paradigma coaching.
Alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan yang kami sebutkan di atas adalah dengan memberikan sosialisasi tentang paradigma dan prinsip coaching yang bisa diintegrasikan dalam kegiatan supervise. Alternatif yang lain bisa dengan melibatkan para guru untuk mendapatkan praktek coaching secara langsung sehingga secara pelan pelan akan mulai terbentuk mindset tentang coaching dan para guru merasakan manfaat dari kegiatan coaching untuk pengembangan diri mereka.
C. Membuat keterhubungan
Mengingat kembali pengalaman yang pernah kami alami saat awal -awal menjadi guru dan menjalani kegiatan supervisi. Perasaan yang muncul saat itu adalah perasaan campur aduk antara takut, cemas dan overthinking yang akhirnya membuyarkan konsentrasi sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak bisa berjalan sesuai dengan yang sudah kita rencanakan. Meskipun proses supervisi berjalan sesuai dengan tahapan , namun karena belum menerapkan prinsip coaching sehingga apa yang kami rasakan adalah sebuah perasaan takut dan malu jika ternyata performance yang kami tampilkan sangat buruk dan tidak sesuai dengan instrument. Sehingga kepercayaan diri kami pun tidak bisa terbangun dengan baik dan pada akhirnya potensi yang kami miliki pun tidak bisa berkembang secara maksimal.
Berkaca dari pengalaman masa lalu dan realita yang masih ditemukan saat ini yakni masih banyaknya mindset tentang supervise akademik yang masih berfokus pada kekurangan dan hal-hal negative dari performance yang ditampilkan, maka kedepannya kegiatan supervisi akademik harus benar-benar dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan coaching sehingga tujuan dari supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru bisa benar-benar terwujud. Supervisi akademik yang menerapkan prinsip coaching akan mampu memposisikan seorang supervisor sebagai coach dan supervisee sebagai coache dalam posisi kemitraan sehingga tidak ada lagi kedudukan mana yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Dengan demikian akan mampu memberikan ruang bagi coach dan coachee untuk saling bersinergi dan memunculkan proses kreatif yang kedepannya akan mampu mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
Dari pembelajaran pada modul sebelumnya, kami sudah melakukan aksi nyata dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang berbasis KSE. Praktek baik dari pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional memberikan pengalaman belajar yang menjadi bekal bagi kami untuk mewujudkan students well being. Demikian juga dengan pembelajaran coaching ini semakin menguatkan kami untuk belajar menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang baik.
Selain belajar konsep coaching dari bahan ajar PGP, kami juga menambah wawasan dengan membaca referensi terkait konsep coaching. Menyadur dari sebuah bahan bacaan untuk diklat calon kepala sekolah yang berjudul “Coaching dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan” yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahun 2021, ada beberapa definisi coaching menurut para ahli. Secara garis besar mereka menyimpulkan bahwa coaching merupakan sebuah percakapan dan membantu orang yang dibimbing untuk meningkatkan kinerjanya. Coaching adalah gaya pembinaan dengan cara berkomunikasi, yang lebih banyak mendengar secara aktif serta bertanya untuk menggali lebih banyak serta memberikan umpan balik positif yang konstruktif dalam rangka menggali pencapaian potensi diri dari orang yang dituntunnya (coachee).
Berikut contoh penerapan coaching dalam kegiatan supervisi
Coaching Untuk Supervisi Akademik
Komentar
Posting Komentar